“Barangsiapa yang menempatkan seseorang karena hubungan kerabat, sedangkan masih ada orang yang lebih Allah ridhai, maka sesungguhnya dia telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan orang mukmin” (HR. Al Hakim).
Memilih pemimpin seringkali karena faktor dari luar seperti diarahkan, dipaksakan, disuap, dan sejenisnya. Sebaiknya, memilih pemimpin lebih karena keinginan dari dalam hati. Hati yang dipenuhi cahaya iman akan lebih menuruti firman Allah dan sabda Rasulullah SAW.
Sebagaimana dalam suatu hadits disebutkan, bila ada seorang calon pemimpin yang lebih baik dilihat dari ketaatannya kepada Allah, kepintarannya dan pengalamannya, maka itulah yang layak dipilih. Dengan cara demikian, akan menyelamatkan banyak orang dari kebinasaan. Akibat ketidakmampuan mengelola sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang ada, maka berbagai bencana akan menimpa. Kemiskinan, keterbelakangan, ketiadaan lapangan kerja, dan ketidakjelasan masa depan, akan terjadi.
Bila itu terjadi, bukan hanya pemimpin yang salah dan harus bertanggungjawab. Tetapi juga orang-orang yang memilihnya. Karena itu, bila ingin memilih pemimpin, sebaiknya memilih dengan niat untuk mencari ridha Allah. Dengan demikian, bukan hanya negeri akan menjadi baik, tetapi juga memperoleh banyak pahala.
ConversionConversion EmoticonEmoticon