SOFYAN Dawood bukanlah nama yang asing di kalangan eks kombatan GAM. Ia adalah mantan Juru Bicara GAM Pusat yang cukup disegani saat Aceh masih konflik bersenjata. Demikian juga ketika Aceh berdamai dalam naungan NKRI.
Diakui atau tidak, dukungan kuat dari Sofyan Dawood terhadap Irwandi-Nazar membuat pasangan tersebut menang pada Pilkada 2007 di Aceh. Begitu pula saat Pilkada 2012 di Aceh. Biarpun tim Irwandi kalah pada Pilkada 2012, namun dukungan kuat dari Sofyan Dawood membuat tim Irwandi sangat percaya diri di lapangan.
Kini jelang Pilkada 2017, beredar kabar bahwa Sofyan Dawood mendukung Tarmizi Karim sebagai Cagub Aceh. Apa alasannya?
Berikut penuturan Sofyan Dawood kepada wartawan portalsatu.com, Murdani Abdullah, di salah satu warung Desa Ilie, Ulee Kareng, Kota Banda Aceh, Senin, 31 Agustus 2015.
Apa benar Anda mendukung Tarmizi Karim untuk Pilkada 2017?
Beutoi (benar)
Apa alasannya?
Dalam kondisi ta bicarakan masalah pilkada. Saya sudah mengenal gopnyan dari 1998. Saat Aceh masih berkonflik. Gopnyan menjadi pemerintah masa nyan. Hai bupati (Aceh Utara-red). Get dan hana menyalahkan masa nyan. Hai hana geuganggu kamoe lah (GAM).
Pada masa nyan, lon, Muzakir Manaf dan Said Adnan (almarhum) na komunikasi dengan gopnyan.
Bagaimana membangun Aceh yang lebih baik lagi ke depan. Bagaimana membangun Aceh tanpa korban.
Gopnyan sabe diskusi soal pembangunan Aceh dengon lon. Walaupun kondisi masa nyan, gopnyan dalam kapasitas bupati dan pangkat lebih rendah dibandingkan sekarang.
Alasan lain?
Tarmizi Karim nyan ureung carong (pandai). Salah satu orang Aceh terbaik di Pemerintah Pusat. Tarmizi Karim dipakai oleh dua presiden berbeda, SBY dan Jokowi, sebagai pejabat gubernur. Meunyoe hana carong hana dipake.
Dukungan terhadap Tarmizi Karim ini atas nama pribadi atau barisan eks-GAM yang ikut bersama Anda?
Pribadi. Lon jelaskan bak rekan-rekan. Nyan pilihan lon. Mau ikut (bergabung untuk mendukung Tarmizi Karim) silahkan. Hana pih hana masalah. Yang jelas hana paksaan.
Mereka sudah tahu keputusan Anda?
Sudah
Ada yang telpon?
Ya itukan resiko orang berpolitik. Saya sudah berpolitik itu sekitar 30 tahun. Setiap keputusan sudah pasti ada resiko berbagai macam dan saya siap untuk itu.
Bersama Tarmizi Karim, Anda yakin bisa menang?
Itu saya tawarkan. Nanti masyarakat yang memilih dan menilai. Saya pun belum tentu dipakai Tarmizi Karim sebagai Timses. Masyarakat Aceh ini ingin perubahan. Sudah dua periode Aceh dipegang mantan kombatan. Apa yang didapat?
Menurut saya, yang terbaik untuk saat ini adalah Tarmizi Karim. Dia orang Aceh yang dipercaya dua presiden untuk menjabat sebagai pejabat gubernur di tempat yang berbeda.
Nyan curhat lon kepada masyarakat Aceh. Menurut lon nyoe yang terbaik. Saya harus beritahu kepada masyarakat. Terserah mereka mampu pilih atawa tidak. Sedangkan kepada kandidat saya minta porsi jika menang. Apa porsinya? Bagaimana nasib kombatan GAM? 5 tahun harus selesai. Sebagai pimpinan nanti, apa yang bisa dilakukan? Apakah lapangan kerja? Usaha apa? Ini harus dituntaskan. Soal penyelamatan MoU. Ini harus diselesaikan.
10 tahun Aceh dipegang oleh ekskombatan, ada yang menilai semua eks-GAM itu sudah sejahtera. Itu tidak benar. Anggapan itu salah. Ada yang mengatakan ureung GAM kaya. Padahai nyan hana. Sapue tan. Hana beutoi.
Kalau ada yang kaya pun hanya nol koma sekian persen.
Ada khawatiran, kalau bukan ekskombatan yang memimpin itu persoalan Aceh tak tuntas. Apa pendapat Anda?
Itu salah. Menurut ilmu yang saya dapatkan dari wali almarhum Teungku Hasan Muhammad Tiro dan bukunya. Beliau mengatakan seandainya persoalan Aceh selesai. Beliau tidak ingin di pemerintahan. Biarkan orang yang ada ilmu pemerintahan yang memimpin. Memimpin perang itu tak sama dengan memimpin pemerintahan. Nyan yang coba lon peutrang.
Menjadi pemimpin Aceh nyoe hana harus ureung gulam beude.
Kalau nanti Tarmizi Karim menang berarti Anda ingin dia bertanggung jawab melaksanakan dan meluruskan butir-butir MoU?
Ya. Saya dukung Tarmizi Karim. Tapi belum tentu gopnyan pakek lon.
Kalau kalah?
Meunyoe taloe. Lon akan ku duek keudroe. Ku duek bak sagoe keudroe.
Saat ini kabarnya ada tiga calon dari ekskombatan plus satu calon Tarmizi Karim. Apa Anda tak khawatir akan susah bergerak di lapangan? Ada pergesekan?
Ini sebenarnya yang tidak saya kehendaki. Saya tidak ingin pemimpin Aceh ini ada paksaan. Kalauan ada paksaan ya seperti sekarang ini. Artinya pemimpin yang dipilih tidak betul betul berdasarkan hati nurani masyarakat.
Saya tak ingin ada paksaan. Dari 2007, 2012 (pilkada-red), sudah berapa banyak orang yang meninggal? Bahkan itu rekan-rekan saya sendiri yang kasusnya hingga saat ini belum tuntas. Saya tak ingin ada lagi yang terbunuh. Sudah cukup.
Makanya, saya tidak ingin lagi memerintah masyarakat untuk memilih ini itu seperti sebelumnya. Demikian juga dengan rekan-rekan, mereka menerima ya jalan. Tidak pun ya tidak masalah. Tidak ada paksaan.
Saya hanya menyampaikan ini yang terbaik. Untuk kondisi saat ini, yang terbaik adalah Tarmizi Karim. Ke depan saya tak tahu siapa lagi?
Tahun 2007, Tarmizi Karim curhat sama saya ingin naik gubernur. Saya bilang droneuh bah periode selanjut jih. Kemudian 2012, Tarmizi Karim kembali curhat ingin naik gubernur, saya bilang lagi, droneuh bah periode selanjut jih. Nah, sekarang periode 2017, disampaikan lagi dan saya mendukung, tapi belum tentu saya diminta jadi Timses.
Nanti kalau kalah, saya akan duduk dan mengamati. Kalau mereka tidak mau berteman, ya tak masalah. []
sumber:portalsatu.com
ConversionConversion EmoticonEmoticon